Apa Itu Love Bombing? Ini Dia 4 Alasan Kenapa Seseorang Memberikan Love Bombing?
Apa Itu Love Bombing? Saat Perhatian Berlebihan Justru Menyakitkan
Bayangkan kamu baru saja mengenal seseorang, belum genap seminggu, dia sudah mengirim pesan setiap pagi dan malam, memuji kamu cantik atau tampan, memberikan hadiah kecil secara acak, dan mengatakan betapa berharganya kamu baginya, kamu merasa seperti sedang berada dalam film romantis, dia begitu perhatian, tidak pernah absen menghubungi kamu, dan membuat kamu merasa menjadi pusat dunianya.
Namun, seiring waktu, hal-hal yang semula terasa manis mulai berubah menjadi sesuatu yang mengganggu, dia mulai menuntut kamu untuk selalu melapor: kamu sedang di mana, bersama siapa, dan mengapa tidak segera membalas pesan, jika kamu tidak menuruti, dia langsung marah, ngambek, atau bahkan menyalahkan kamu karena dianggap tidak cinta padanya.
Kenali Love Bombing dan Motif di Baliknya
Kamu mulai merasa bersalah, mempertanyakan diri sendiri, dan kehilangan kendali atas hubungan yang kamu jalani, inilah yang disebut dengan love bombing, tapi, mengapa seseorang bisa melakukan perlakuan seperti ini terhadap orang yang dia cintai? Untuk apa?
Di bawah ini aku akan membagikan beberapa alasan mengapa seseorang melakukan love bombing, hingga berubah menjadi red flag yang berbahaya. Yuk, kita bahas bersama :
1. Ingin Cepat Mendapatkan Pria atau Wanita yang Disukai
Pernah nggak kamu melihat konten tentang seseorang yang baru kenal sehari, tapi sudah mendapatkan perlakuan seolah-olah telah menjalin hubungan bertahun-tahun?
Alasan pertama love bombing dilakukan adalah karena pelaku ingin cepat menarik simpati, mereka menyadari bahwa inilah satu-satunya cara mereka bisa membuat kamu jatuh hati, mereka tidak menghargai proses, dengan memberikan perhatian dan hadiah berlebihan, mereka berharap kamu cepat luluh tanpa perlu mengenal lebih dalam siapa mereka sebenarnya.
2. Ingin Membuat Target Bangkit dari Kesedihan
Terkadang, love bombing dilakukan pada seseorang yang sedang dalam masa terpuruk, pelaku ingin kamu merasa lebih tegar dan tidak merasa sendirian, sekilas terdengar positif, bukan?
Sayangnya, dalam praktiknya, banyak pelaku yang tidak benar-benar siap, mereka justru cenderung ghosting ketika kamu mulai tergantung secara emosional, ini membuat proses pemulihan kamu malah terhambat dan berakhir menyakitkan.
3. Ingin Menjadi Sosok Penyelamat
Sedikit berbeda dari poin sebelumnya, di sini pelaku ingin menjadi pusat perhatianmu, dia tidak sekadar ingin menghibur, tetapi ingin kamu percaya bahwa hanya dia yang peduli, ini membentuk ketergantungan emosional yang tidak sehat.
Kamu akan merasa bahwa tanpa dia, tidak ada lagi yang peduli, di sinilah jebakan love bombing bekerja, membuat kamu sulit lepas meskipun mulai menyadari bahwa hubungan ini tidak normal.
4. Ingin Memanfaatkan Target untuk Kepentingan Pribadi
Ini adalah motif paling berbahaya, love bombing dilakukan dengan tujuan manipulatif, entah itu untuk mendapatkan uang, seks, atau status sosial, misalnya, seseorang sengaja membuat kamu jatuh cinta hanya untuk mengakses harta benda atau menjadikan kamu sebagai simpanan.
Pelaku dalam kategori ini sangat berisiko dan sering kali bersikap manipulatif ekstrem. Mereka hanya memanfaatkan cinta sebagai alat, bukan sebagai tujuan hubungan.
Penutup
Love bombing ibarat dua sisi mata pisau. Di satu sisi bisa terlihat lembut dan menyentuh hati, tetapi di sisi lain bisa melukai dan menghancurkan.
Aku percaya bahwa pendekatan yang sehat dalam hubungan adalah yang dibangun atas dasar kejujuran, waktu, dan saling menghargai proses, meski ada sisi positifnya, love bombing bukan cara yang layak untuk membangun koneksi, kebab dengan memperlakukan seseorang seperti itu, kamu bisa saja membuat hidupnya lebih berat karena terlalu terbuai harapan palsu.
Jika kamu merasa sedang atau pernah mengalami love bombing, jangan ragu untuk membatasi diri, konsultasi ke psikolog, atau mencari dukungan dari orang-orang terdekat, hubungan sehat dimulai dari kesadaran dan kendali diri.